Sabtu, 21 Januari 2017

Talas-talasan Raksasa : Colocasia gigantea



Di tempat kami si talas-talasan yang  satu ini hidup liar, di mana saja dengan kondisi tanah memungkinkan, dia akan tumbuh mengembangkan daunnya yang super lebar berbentuk bulat hati. Di Indonesia ia dikenal dengan nama Talas Padang, Kemumu, Kajar-Kajar, Lumpuy. Dalam bahasa Inggris disebut Giant Elephant Ear, Indian Taro, Thai Giant.  Dalam bahasa Latin namanya Colocasia gigantea. Cukup gagah dan fotogenik penampilannya jika tumbuh maksimal, namun untuk menjadikannya sebagai tanaman hias butuh space yang luas, jika ditanam di pot yang membatasi gigantismenya jadi kurang menarik.

Masih satu family (Araceae atau Arum) dan satu genus (Colocasia atau Tarul/Taro) dengan Colocasia esculenta alias keladi atau talas yang umbinya kita makan. Umbi talas padang tidak enak, makanya tidak populer sebagai santapan, namun batangnya alias lompong bisa dijadikan sayuran seperti halnya lompong keladi. Tidak hanya di Indonesia, di negara lain seperti Vietnam, Thailand bahkan Jepang, tangkai talas padang diolah jadi lauk, namun harus diolah benar, karena daun dan batang tumbuhan ini mengandung miang yang bisa menimbulkan gatal.

Bunganya mirip bunga flamingo berwarna putih dengan seludang yang agak menguncup. Ciri-ciri Keluarga Talas-talasan (Araceae) adalah memiliki bunga majemuk yang duduk berjejalan di tongkol bunga (spadix) yang disebut inflorescense dan dilengkapi seludang. 

Ada talas-talasan lain yang dekat dengan Colocasia gigantea, sama raksasanya, daunnya agak panjang/lonjong berwarna hijau tua mengilat, tidak butek dan pucat seperti daun talas padang. Nama ilmiahnya Alocasia macrorrhiza, Di Indonesia dikenal dengan nama Bira atau Sente, sering dijumpai juga di alam liar.  Makanya ada dugaan bahwa Colocasia gigantea adalah hasil kawin silang oleh alam antara A.macrorrhiza dan C.esculenta.

Beberapa foto tanaman Talas Padang di dekat rumah :
 










2 komentar: